Adinda, Ibu Rumah Tangga yang anaknya alami penyakit jantung bawaan (Dok. Ist) |
BatuTerkini.id - Ketersediaan fasilitas kesehatan untuk menangani penyakit jantung bawaan di Indonesia masih terbatas.
Adinda, seorang ibu berusia 33 tahun, terpaksa membawa bayinya, Haryana Khodijah yang berusia 6 bulan, ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan, karena fasilitas di Medan tidak memadai.
Khodijah pertama kali menunjukkan gejala pada usia dua hingga tiga bulan, seperti demam, muntah, dan sesak napas saat menyusu.
Khawatir dengan kondisi ini, Adinda segera membawa Khodijah ke klinik terdekat. Setelah pemeriksaan, klinik merujuknya ke rumah sakit di Medan untuk diagnosis lebih lanjut.
Di rumah sakit, Khodijah didiagnosis dengan penyakit jantung bawaan yang serius, termasuk katup jantung bocor dan pembengkakan pada jantung kiri.
"Mereka (dokter) melakukan foto thorax, jantungnya bengkak," ucapnya saat ditemui di Jakarta Barat, seperti yang dilansir dari DetikHealth Kamis (20/9/2024).
Sayangnya, rumah sakit di Medan tidak memiliki peralatan yang memadai untuk menangani kondisi tersebut, sehingga mereka merujuk Khodijah ke Jakarta.
Meskipun biaya pengobatan ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional, Adinda masih harus menanggung biaya transportasi dan biaya hidup selama di Jakarta. Beruntung, ia menerima donasi untuk biaya pesawat dan akomodasi sementara.
"Kami sebenarnya tidak ingin kalau harus ke Jakarta karena kami tidak mungkin meninggalkan dua anak kami yang juga masih kecil di rumah. Sementara ini saja kami sudah hampir tiga minggu di Jakarta untuk pemeriksaan dan baru akan ada penanganan bulan depan," tutur Adinda
Adinda tidak mengetahui penyebab pasti kondisi jantung anaknya, mengingat tidak ada riwayat penyakit jantung dalam keluarganya.