(Dok, Ist) |
Jakarta, BatuTerkini.id - Dalam upaya menciptakan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menjadi strategi kunci.
Pemerintah mengusung IKN sebagai magnet baru pertumbuhan ekonomi nasional, sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045. Selama ini, Jakarta dan Pulau Jawa memikul beban sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi, menciptakan ketimpangan dan kemacetan ekonomi di berbagai wilayah lain.
Pemindahan ibu kota sebenarnya bukan ide baru. Gagasan ini sudah muncul sejak era Presiden Soekarno dan terus dibahas oleh para pemimpin selanjutnya.
Pemindahan tersebut didorong oleh tantangan yang dihadapi Jakarta, seperti kepadatan penduduk yang tinggi, ketimpangan distribusi ekonomi, serta keterbatasan infrastruktur.
Jakarta telah berkembang menjadi pusat dari berbagai aktivitas—pemerintahan, bisnis, perdagangan, dan pendidikan—sehingga memicu lonjakan jumlah penduduk, termasuk dari daerah sekitar seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Botabek).
Dengan tingkat kemacetan parah dan infrastruktur yang terbatas, Jakarta mengalami berbagai masalah serius, mulai dari penurunan muka tanah hingga kerap terkena banjir dan rob.
Data dari Kementerian PUPR menunjukkan adanya backlog perumahan sebanyak 9 juta unit, yang menunjukkan tantangan besar dalam menyediakan hunian layak bagi penduduk.
Pergerakan ekonomi di sekitar IKN
Pembangunan tahap pertama IKN yang berfokus pada Kawasan Inti Pusat Pemerintahan kini sudah berjalan.
Kawasan sekitar Nusantara, termasuk Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara, telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sebesar 5,05 persen. Balikpapan mencatat pertumbuhan 6,5 persen yang didorong oleh sektor industri pengolahan, sementara Samarinda mengalami pertumbuhan 8,6 persen dengan sektor konstruksi sebagai penggerak utama.
Di Kutai Kartanegara, sektor pertambangan berkontribusi 62,5 persen terhadap ekonomi daerah, sedangkan Penajam Paser Utara mengalami lonjakan 29,8 persen dengan andalan sektor konstruksi dan properti.
Pertumbuhan ini juga tercermin dari meningkatnya permintaan properti, khususnya rumah tapak di Balikpapan dan Samarinda, serta tanah di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.
Permintaan yang tinggi ini terutama berasal dari pekerja proyek IKN yang membutuhkan tempat tinggal dekat dengan lokasi pembangunan.
Tak hanya Kalimantan Timur, dampak pembangunan IKN juga terasa di wilayah-wilayah lain di Indonesia Timur.
Aktivitas di Pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal (KKT) meningkat, dengan arus peti kemas tumbuh 21 persen pada semester pertama 2024. Sementara itu, di Pelabuhan Parepare, Sulawesi Selatan, terjadi lonjakan aktivitas pengiriman bahan material untuk pembangunan IKN.
Pelabuhan Nunukan di Kalimantan Utara juga mencatat kenaikan permintaan barang, baik untuk proyek IKN maupun kebutuhan konsumsi sehari-hari.
Pengiriman dari berbagai wilayah, termasuk pasir dari Sulawesi Barat dan 70 bus pariwisata dari Jawa Timur, membuktikan bahwa pembangunan IKN berhasil mendorong roda ekonomi di banyak daerah.
Jalur tol laut, yang menjadi fondasi maritim Indonesia, juga mengalami peningkatan efisiensi berkat permintaan material konstruksi dan barang konsumsi terkait proyek IKN.
Dampak positif investasi
Pembangunan IKN berhasil menciptakan iklim investasi yang kondusif di Kalimantan Timur.
Investasi asing mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 7,30 persen, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh 4,99 persen. Pembangunan infrastruktur dan properti di IKN telah menarik banyak investor, dengan total investasi mencapai Rp56,8 triliun yang melibatkan 31 investor
Peletakan batu pertama proyek besar pun telah dilakukan sebanyak tujuh kali.
IKN sebagai simbol kebangkitan Nasional
Momentum besar pembangunan IKN tercermin pada perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2024, yang untuk pertama kalinya digelar di Ibu Kota Nusantara.
Antusiasme masyarakat yang hadir menunjukkan kebanggaan atas pencapaian bangsa Indonesia dalam membangun ibu kotanya sendiri.
IKN bukan hanya proyek infrastruktur besar, tetapi juga simbol identitas nasional yang telah diimpikan sejak masa Presiden Soekarno.
"Pembangunan IKN merupakan strategi besar untuk membangun kekuatan ekonomi Indonesia," demikian Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan.
Keberlanjutan pembangunan IKN yang telah menjadi komitmen Presiden terpilih Prabowo Subianto, menjadi bukti bahwa Indonesia tengah menuju era baru sebagai negara yang kuat dan maju.