Tfz7TSA0GUOoGfC7BUziGSdiGi==

Prabowo Optimis Meraih Swasembada Pangan di Masa Pemerintahannya

Prabowo Optimis Meraih Swasembada Pangan di Masa Pemerintahannya
Ilustrasi (Dok, Ist)

IBatuTerkini.id - Upaya Presiden terpilih, Prabowo Subianto, untuk mewujudkan swasembada pangan seperti yang dikampanyekan pada Pemilihan Presiden 2024 menjadi pertanyaan besar.

Apakah visi besar ini akan tercapai selama masa kepemimpinannya? Jawaban atas pertanyaan ini tentu bervariasi tergantung dari sudut pandang yang digunakan.

Dalam konteks kampanye politik, baik Pemilihan Presiden, Kepala Daerah, maupun anggota legislatif, fokus utamanya adalah memenangkan simpati masyarakat.

Dengan demikian, kampanye Prabowo/Gibran yang menjadikan swasembada pangan sebagai salah satu poin utama dalam visi dan misinya adalah upaya untuk meyakinkan rakyat bahwa tujuan tersebut bisa tercapai, membawa manfaat nyata bagi kesejahteraan mereka.


Pentingnya swasembada pangan

Swasembada pangan merupakan kunci penting dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan suatu bangsa.

Tanpa kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri, ketiga elemen tersebut hanya akan menjadi impian belaka.

Sebagai bangsa, swasembada pangan bukan sekadar memenuhi kebutuhan beras, melainkan mencakup berbagai komoditas pangan lainnya seperti jagung, kedelai, daging sapi, gula, hingga produk hortikultura.

Menurut Undang-Undang Pangan, pangan mencakup segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati, baik yang diolah maupun tidak, dan diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.

Dari definisi ini, swasembada pangan mencakup kemampuan untuk memenuhi kebutuhan semua jenis bahan pangan yang diatur dalam undang-undang tersebut. 


Tantangan menuju swasembada pangan

Jika dilihat dari sejarah, Indonesia pernah meraih swasembada beras pada tahun 1984 dan kembali mencapainya pada 2022. Namun, capaian ini bersifat sementara, bukan swasembada beras permanen.

Ketika kondisi iklim mendukung, produksi beras dapat ditingkatkan, namun ketika cuaca buruk, impor beras kembali menjadi solusi yang diambil oleh pemerintah. Tahun 2023, misalnya, pemerintah berencana mengimpor sekitar 5 juta ton beras—menunjukkan betapa rapuhnya capaian swasembada beras yang pernah diraih.

Tantangan besar lainnya adalah pada komoditas pangan selain beras. Swasembada jagung, kedelai, daging sapi, gula, dan beberapa produk lain masih jauh dari harapan.

Setiap pemerintahan selalu menekankan pentingnya mencapai swasembada pada komoditas-komoditas tersebut, namun hasilnya belum memuaskan. Bahkan, swasembada beras yang pernah membanggakan kini terganggu oleh produksi yang terus menurun dan harga beras yang melonjak drastis.


Swasembada beras bukan swasembada pangan

Perlu dipahami bahwa swasembada beras hanya merupakan bagian dari swasembada pangan secara keseluruhan.

Swasembada pangan mencakup berbagai komoditas yang luas dan tidak bisa disamakan dengan swasembada beras semata.

Oleh karena itu, klaim bahwa swasembada beras sama dengan swasembada pangan adalah kesalahpahaman yang perlu diluruskan.

Untuk mewujudkan swasembada pangan yang sesungguhnya, dibutuhkan kerja keras, kolaborasi antara pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan, serta perencanaan jangka panjang yang matang. Tidak cukup hanya dengan janji politik atau slogan semata.


Harapan di bawah kepemimpinan Prabowo

Dalam lima tahun ke depan, pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo tentu diharapkan mampu menyusun peta jalan atau roadmap yang jelas untuk mencapai swasembada pangan.

Meski terlihat sebagai tantangan besar, tekad yang kuat dan kerja cerdas di lapangan bisa membuka peluang menuju keberhasilan.

Namun, tanpa tindakan nyata dan langkah konkret yang terintegrasi, target tersebut mungkin hanya akan menjadi sebatas cita-cita yang sukar diwujudkan.

Apakah dalam lima tahun Prabowo memimpin, swasembada pangan akan tercapai? Banyak yang pesimis, mengingat sulitnya tantangan yang dihadapi.

Namun, jika pemerintah mampu membangun sinergi dan kolaborasi yang efektif di antara semua pihak yang terkait dengan pembangunan pangan, maka cita-cita ini masih mungkin diwujudkan, meski membutuhkan usaha yang tidak sedikit.

Ketik kata kunci lalu Enter

close